Selasa, 28 November 2017

Sukanto Tanoto Menjadikan Royal Golden Eagle Bersahabat Dengan Masyarakat

Sukanto Tanoto Menjadikan Royal Golden Eagle Bersahabat Dengan Masyarakat

Prinsip bisnis yang dipegang oleh Sukanto Tanoto sangat unik. Ia tidak mau menjadi grup Royal Golden Eagle (RGE) yang didirikannya berdiri sendiri terpisah dari masyarakat. Sebagai bagian dari komunitas di sekitarnya, Sukanto Tanoto ingin RGE bisa bersahabat dengan banyak pihak.
Sukanto Tanoto adalah pendiri sekaligus Chairman RGE. Ia mendirikan korporasi ini pada 1973 dengan nama awal Raja Garuda Mas. Dari perusahaan skala lokal, RGE sudah dibawa oleh Sukanto Tanoto berkembang pesat. Mereka menjelma menjadi korporasi kelas internasional dengan aset senilai 18 dolar Amerika Serikat dan karyawan 60 ribu orang.
Keberhasilan itu menjadi bukti keandalan Sukanto Tanoto dalam berbisnis. Namun, kesukesannya tidak lepas dari prinsip dalam berbisnisnya yang unik. Berbeda dengan kebanyakan pengusaha lain, ia tidak selalu mementingkan profit. Bagi Sukanto Tanoto, hubungan baik dengan masyarakat juga merupakan hal penting.
Pria kelahiran 25 Desember 1949 ini menilai pihak swasta memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Menurut Sukanto Tanoto sudah seharusnya mereka mau turun tangan ketika masyarakat sedang kesulitan.
Ini pernah dibuktikan secara nyata oleh Sukanto Tanoto saat krisis moneter menerpa Indonesia sekitar 1997. Saat itu, pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan bangkrut terjadi di mana-mana. Rakyat kesulitan.
Dalam kondisi seperti itu, Sukanto Tanoto malah mengambil langkah janggal. Meski kondisi RGE sulit, ia tetap memerintahkan semua anak perusahaannya untuk memperbanyak kegiatan community development.
“Kalian harus terus memperhatikan masyarakat sekitar, tidak hanya para karyawan, tapi juga komunitas. Hal ini tidak terbatas pada mendidik masyarakat dengan membangun sekolah. Masyarakat harus makan, mereka harus bertahan hidup. Jadi ketika pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, para pengusaha harus masuk untuk segera memenuhi kebutuhan tersebut,” pesan Sukanto Tanoto kepada segenap pihak di RGE.
Arahan itu segera dilaksanakan oleh RGE. Ada anak perusahaan RGE yang mendirikan komite pengembangan komunitas dan memulai program Sistem Pertanian Terpadu. Tujuannya untuk membantu masyarakat bertahan hidup pada masa krisis.
Namun, selain sukses membantu masyarakat, keberadaan program tersebut masih bermanfaat hingga sekarang. Cukup banyak masyarakat yang taraf hidupnya terangkat berkat dukungan dari perusahaan Sukanto Tanoto tersebut.
Sesudah itu kepedulian dengan masyarakat menjadi bagian dari keseharian di tubuh RGE. Operasional perusahaan harus memberikan manfaat kepada masyarakat. Sebab, RGE diharapkan oleh Sukanto Tanoto mampu menjadi sahabat bagi masyarakat di sekitarnya.
Secara khusus, Sukanto Tanoto memberikan arahan agar semua perusahaan di bawah naungan RGE memperhatikan kondisi masyarakat di radius 100 kilometer dari areanya. Kesejahteraan, perekonomian, dan kondisi infrastruktur di sana perlu diperhatikan.
Tak mengherankan, banyak kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan RGE. Salah satunya dilakukan oleh Asian Agri.  Pada September 2017, mereka memberikan bantuan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dan belajar mengajar kepada SDN 188157 Setiawan Dusun Kampung Selamat, Desa Kamping Padang, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Sumbangan sarana MCK, meja belajar, kursi siswa, dan kursi guru itu dilakukan bukan tanpa alasan. Sebelumnya anak perusahaan RGE yang bergerak dalam industri kelapa sawit tersebut telah melakukan observasi terlebih dulu ke kawasan Desa Kampung Padang. Mereka mencari hal yang diperlukan oleh masyarakat di sana.
Langkah itu menguak kebutuhan warga terhadap fasilitas di SDN 188157 Setiawan. Ternyata para siswa di sana kesulitan ketika hendak buang air. Mereka harus ke luar sekolah menuju kebun kelapa sawit terdekat atau menumpang ke rumah milik warga sekitar. Kondisi itu masih diperburuk dengan fasilitas sekolah yang jelek.
Atas dasar ini, Asian Agri melalui unit bisnisnya, PT Indo Sepadan Jaya, akhirnya memberikan bantuan MCK dan fasilitas belajar karena dirasa sesuai dengan kebutuhan warga. “Perusahaan kami berada di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami ingin bisa menjadi sahabat bagi masyarakat melalui beragam kegiatan positif yang bermanfaat untuk warga,” ucap Manajer PMKS PT Indo Sepadan Jaya, Sariaman Simanjuntak, kepada Waspada.

MENGAJAK WARGA MANDIRI

MENGAJAK WARGA MANDIRI


Sahabat yang baik tidak hanya memberi bantuan. Mereka juga harus bisa menginspirasi temannya agar bisa berkembang lebih baik. Ini berarti dukungan yang diberikan harus berarti positf.
Sukanto Tanoto berharap RGE mampu seperti itu. Mereka bisa menjadi sahabat bagi masyarakat seutuhnya. Namun, itu bukan berarti RGE hanya sekadar memberi bantuan yang bersifat menyuapi. Sukanto Tanoto berharap sebaliknya. Ia ingin RGE memberi dukungan yang pada akhirnya membuat masyarakat mampu mandiri dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Oleh karena itu, selain memberi bantuan dalam bentuk fisik, RGE juga sering mendukung dalam segi keterampilan. Mereka melakukannya agar dukungan yang diberikan bermanfaat bagi perkembangan kemampuan seseorang.
Salah satu anak perusahaan RGE, Grup APRIL, melakukannya dengan baik. Mereka kerap membuka diri dengan masyarakat untuk kerja sama. Bahkan, APRIL berani menggandeng warga di sekitarnya sebagai mitra kerja.
APRIL melakukannya melalui unit bisnisnya PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP). Mereka menjalankan program Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengajari masyarakat mandiri.
Sudah cukup banyak warga yang merasakan manfaat program Pengembangan UKM dari RAPP. Salah satu contohnya adalah Jufri, seorang pengusaha pupuk dari bahan dasar sekam.
Jufri mulai mendirikan usahanya pada tahun 2000. Ia melakukannya sesudah mendapat dukungan dari RAPP. Jufri diajari membuat arang sekam. Nantinya arang sekam tersebut dijual ke RAPP sebagai media tanam pohon akasia yang menjadi bahan baku pulp dan kertas.
RAPP masih memberikan beragam kemudahan lain bagi Jufri untuk mengembangkan usahanya. Mereka memberinya kontrak kerja. Selain itu, akses permodalan juga dimudahkan. RAPP melengkapinya dengan pemberian pelajaran tentang manajemen bisnis.
"RAPP memberi saya banyak bantuan untuk bisnis saya. Jadi manfaat yang saya dapatkan bukan hanya uang, tetapi juga program pelatihan yang bisa membantu mengembangkan bisnis saya," kata Jufri.
Berkat dukungan tersebut, perusahaan Jufri berkembang. Hingga kini, ia sanggup membuka lapangan kerja untuk 80 orang. Secara rutin, perusahaannya menyuplai 10 ton arang sekam ke pusat pembibitan akasia milik RAPP.
"Sejak tahun 2000, saya telah menjadi mitra dari RAPP. Awalnya saya merawat kendaraan operasional, kemudian menyediakan jasa tenaga kerja, dan sekarang saya menyediakan arang sekam," kata Jufri.
Bagi RAPP, mengangkat seseorang menjadi mandiri merupakan harapan yang tercapai. Ketika itu terjadi, dampak positif di masyarakat semakin banyak. Seseorang yang mandiri bisa membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Arti penting hal ini tidak bisa diremehkan.
''Bisa membantu menurunkan angka pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, merupakan hal yang tak bisa diukur dengan materi. Muncul perasaan senang dan tenang di diri saya ketika bisa berbagi kepada warga setempat di saat kondisi ekonomi yang sulit,'' kata Jufri.
Dengan demikian target yang diusung oleh Sukanto Tanoto tercapai. Anak perusahaan RGE telah mampu menjadi sahabat bagi masyarakat di sekitarnya.

Sumber: Ekonomi.Kompas.com/Sukanto

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)