Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat kebutuhan akan energi juga semakin meningkat, utamanya energi listrik yang dipakai di hampir semua sektor. Kondisi ini layak untuk disikapi mengingat ketersediaan sumber energi yang terbatas, termasuk sumber energi listrik yang masih butuh banyak penambahan pembangkit tenaga listrik. Persoalan itulah yang membuat pembicaraan yang terkait dengan efisiensi energi seolah tidak pernah ada habisnya untuk dikupas.
Menurut data yang ada, peningkatan kebutuhan energi listrik di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 7% dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Jumlah yang cukup besar tersebut masih belum berimbang dengan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang telah dilakukan. Akibatnya, kebutuhan listrik masyarakat dan dunia industri masih belum dapat tercukupi secara maksimal.
Jika diklasifikasi, ada 4 sektor utama yang menjadi pengguna energi listrik, yakni sektor rumah tangga, sektor transportasi, komersial, serta industri. Diantara keempat sektor tersebut, sektor industri adalah pengguna energi listrik terbesar dengan pangsa sekitar 38%. Oleh karena itu, sosialisasi energy efficiency yang selama ini gencar dilakukan kepada masyarakat seharusnya diubah dengan mengalihkan titik fokus sosialisasi kepada para pelaku industri.
Efisiensi energi listrik di dunia industri sangat penting dan berdampak besar, karena penggunaan beragam peralatan dan tekhnologi, baik untuk proses pengolahan, manufaktur, proses pengemasan, maupun untuk unit-unit pendukungnya, jika bisa dihemat maka selain dapat berdampak pada penekanan harga jual dari produk yang dihasilkan oleh industri tersebut, energi yang dihemat juga bisa dimanfaatkan oleh sektor lain yang juga sangat membutuhkan.
Penghematan energi listrik di dunia industri dapat dilakukan dengan pemakaian tekhnologi yang hemat energi. Salah satu contoh lewat penggunaan sistem Combined Heat and Power (CHP) atau Co-Generation, yakni penerapan sistem terintegrasi antara energi listrik dengan energi panas. Penghematan energi di sektor industri juga bisa dilakukan lewat efisiensi motor-motor yang digunakan yakni lewat perbaikan desain dan perbaikan sistem operasionalnya, termasuk penggunaan variable speed drive yang dapat menyesuaikan kecepatan konversi motor dengan bebannya.
Menurut data yang ada, peningkatan kebutuhan energi listrik di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 7% dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Jumlah yang cukup besar tersebut masih belum berimbang dengan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang telah dilakukan. Akibatnya, kebutuhan listrik masyarakat dan dunia industri masih belum dapat tercukupi secara maksimal.
Jika diklasifikasi, ada 4 sektor utama yang menjadi pengguna energi listrik, yakni sektor rumah tangga, sektor transportasi, komersial, serta industri. Diantara keempat sektor tersebut, sektor industri adalah pengguna energi listrik terbesar dengan pangsa sekitar 38%. Oleh karena itu, sosialisasi energy efficiency yang selama ini gencar dilakukan kepada masyarakat seharusnya diubah dengan mengalihkan titik fokus sosialisasi kepada para pelaku industri.
Efisiensi energi listrik di dunia industri sangat penting dan berdampak besar, karena penggunaan beragam peralatan dan tekhnologi, baik untuk proses pengolahan, manufaktur, proses pengemasan, maupun untuk unit-unit pendukungnya, jika bisa dihemat maka selain dapat berdampak pada penekanan harga jual dari produk yang dihasilkan oleh industri tersebut, energi yang dihemat juga bisa dimanfaatkan oleh sektor lain yang juga sangat membutuhkan.
Penghematan energi listrik di dunia industri dapat dilakukan dengan pemakaian tekhnologi yang hemat energi. Salah satu contoh lewat penggunaan sistem Combined Heat and Power (CHP) atau Co-Generation, yakni penerapan sistem terintegrasi antara energi listrik dengan energi panas. Penghematan energi di sektor industri juga bisa dilakukan lewat efisiensi motor-motor yang digunakan yakni lewat perbaikan desain dan perbaikan sistem operasionalnya, termasuk penggunaan variable speed drive yang dapat menyesuaikan kecepatan konversi motor dengan bebannya.
Ulasan penting lainnya, Mengenal Preventive Maintenance Dari Sewatama
EmoticonEmoticon